indonesaEnglish


Rabu, 08 Februari 2017

Kapan Kita Baikkan ?

Rabu, 08 Februari 2017


CONTRIBUTOR
PANGKI PANGLUAR

Kapan Kita Baikkan ?
Via : http://jcbc.org/

Kamu pernah marahan ?

Setiap Orang pasti pernah melakukannya.

Entah itu dengan Kakak, Teman, Kerabat maupun Keluarga, setiap orang pasti pernah merasakannya.

Namun, sampai kapan Kita akan memendam kebencian terhadap orang tersebut ?

Bagi, yang merasa tersakiti, tentu ini akan menjadi hal, yang sulit dilakukan, sebab Kemarahan, yang tak berkunjung akhir dalam diri Sesorang itu bukan tanpa sebab.

Entah itu karena menyangkut Nama Baik Orangtua, dan Keluarga, Harga Diri, terlebih karena Pengkhianatan, Mereka jadi tidak mudah (susah) untuk memaafkan.


Via : http://www.theparentreport.com/

Lalu pertanyaannya, sampai kapan Kamu akan memendam kebencian, tanpa mudah untuk memaafkan ?

Saling Maaf memaafkan dalam Agama apapun di Dunia itu wajib hukumnya.

Dalam Agama Islam dijelaskan :

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٣٤

133. Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,

134. (yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan mema’afkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan (QS. Al-Imran: 133-134).

Maaf memaafkan adalah menjadi wajib hukumnya bagi Seseorang.

Orang yang mudah memaafkan kesalahan Orang Lain, akan mudah diampuni dosa, dan dibukakan pintu rejekinya seluas mungkin.

Dengan Maaaf Memaafkan, berarti Kita secara tidak langsung memperkuat tali Silaturahmi, baik sesama Muslim maupun Anak Bangsa.

Jujur, sikap Maaf - Memaafkan memang susah untuk dilakukan, tetapi wajib untuk dilakukan.

Saya atau mungkin sebagian dari Kamu, pastinya susah untuk melakukan. Terlebih jika itu sudah menyangkut Nama Baik, dan Keluarga.


Alangkah Indahnya, Jika Mereka Kembali Rukun !

Hal ini mungkin juga menjadi cerminan bagi Para Negarawan Kita, yang belakangan ini, timbul sensitivitas Tinggi diantara satu sama lain. Sehingga apa yang Kita lihat di Media, jujur teramat tidak mendidik.

Contohnya saja :

Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang dahulu mempunyai hubungan, yang harmonis dengan Presiden Joko Widodo,  tetapi akhir ini, hubungannya nampak renggang.

Hasilnya Kita bisa lihat :

Lagi Curhat Bro !
Via : http://bogor.tribunnews.com

Pak Beye, yang memang punya sifat sering curhat di Medsos, makin banyak ngeposting tentang rasa kurang tanggap (Respon)nya Pak Jokowikala Beliau ingin ketemuan dengan Orang Nomor Satu di Indonesia, akibat Rasa Ketersinggungan terhadap Beberapa Persoalan Bangsa, yang seakan dituduhkan kepadanya.

Bukan hanya itu, coba kita lihat dalam Beberapa Pergantian Presiden Republik Indonesia (R.I) ?

Hampir sebagian besar Suksesi Kepemimpinan itu tidak berjalan dengan mulus.

Coba saja dilihat dari fakta sejarah :

Mulai dari Presiden Soekarno, hingga Pak Beye, semua diwarnai oleh Konflik Kepentingan, dan Menjatuhkan Satu Sama Lain.

Ada yang karena Kudeta, Digulingkan oleh Para Mahasiswa, Impeachment oleh MPR, hingga Merasa Terkhianati oleh Anak Buah, yang akhirnya sama mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden.

Mungkin bisa dibilang hanya Pak Jokowi, yang menggantikan Pak Beye dapat meneruskan Tradisi Kenegaraan, yang baik. Walaupun untuk saat ini, Hubungan Keduanya sedang tidak harmonis.


Mereka Aja Bisa Kembali Harmonis, Masa Kalian Nggak ?
Via : http://politik.news.viva.co.id

Memang ada, yang kembali baikkan dari Hubungan Keduanya, tetapi hal ini tidak banyak dilakukan oleh Para Negarawan.

Contohnya saja Pak Probowo, dan Pak Jokowi, yang menganggap Bahwa Rivalitas Politik dalam Pemilihan Presiden beberapa waktu lalu adalah hal biasa.





Sudah sepantasnya Para Negarawan harus bersikap Arif, Bijaksana, dan Saling Memaafkan dalam menerima Kekalahan. Terlebih, yang terpenting untuk menyatukan Indonesia Lebih Baik.

Rasanya Sayang, jika Bangsa Indonesia, yang besar ini, tidak ada Rasa Saling Maaf Memaafkan diantara satu sama lain.

Via : http://www.graceformoms.com

Dari hal tersebut, Kita jadi belajar :

Pentingnya Budaya Maaf Memaafkan oleh Para Pemimpin Negeri, sehingga tidak memberikan contoh buruk bagi Rakyatnya.

Pentingnya Budaya Maaf Memaafkan harus dilakukan, dengan satu syarat,  jika itu menyangkut tentang Proses Hukum, maka lakukanlah dengan seadil - adilnya.

Walau Cuman Hoax !
Via : http://www.berantai.com

Memaafkan juga bukan berarti Kita melupakan Persamaan Keadilan di Mata Hukum (Equality Before Of The Law). Terlebih jika itu menyangkut Rasa Ketidakadilan bagi Orang Banyak.

Hal ini bisa kita lihat dari Peristiwa Aksi Damai 411, dan 211, yang menuntut Kasus Hukum bagi Gubernur Petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terkait Dugaan Penistaan Agama.

Sehingga Budaya Maaf Memaafkan dalam Kehidupan Bernegara, dapat dilakukan dengan Ikhlas, Tanpa Dendam, maupun Anarki.


Alangkah Indahnya, jika Semua Pihak mau menyadari Kesalahan, dan Memaafkan Orang Lain, untuk menyatukan Indonesia, yang lebih baik berkat Keanekaragamannya.

Sehingga tak ada lagi kata :
Kapan Kita Baikkan ?

#Untuk1Minggu1Cerita



















Kembali : ARTIKEL



Terkini Indonesia

Terbaik Indonesia

Belanja Indonesia Lihat Lebih Lengkap >>>




Travelling Kita

Comments
0 Comments
 
Copyright ©2015 - 2024 THE COLOUR OF INDONESIA. Designed by -Irsah
Back to top
THE COLOUR OF INDONESIA